Teluk Sungka sudah ada jauh sebelum zaman Indonesia merdeka yaitu sudah ada sejak zaman pemerintah kolonial Belanda dan pada waktu itu berada dalam takluk kerajaan Indragiri Rengat.
Kisahnya pada waktu itu Sun Hock Seng atau nama Islamnya H Muhammad Saleh, ia pergi bersama temannya Syekh Ibrahim yang berasal dari Hadramaut dan ia juga menjadi salah satu petinggi kerajaan tersebut, Sun Hock Seng atau Haji Muhammad Saleh ini berasal dari Tiongkok Cina, beliau adalah seorang Mualaf dan melaksanakan ibadah haji sebanyak tujuh kali, sedangkan Syeh Ibrahim berasal dari Arab Hadramaut, mereka berdua adalah pembesar kesultanan Indragiri, Haji Muhammad Saleh sebagai bendahara kerajaan sedangkan syeh Ibrahim adalah Menteri Agama kerajaan, alasan mereka pergi meninggalkan istana yaitu karena mereka melihat ketidak sesuaian dari tingkah Sultan yang sangat membiarkan campur tangan Belanda dalam kerjaan dan bahkan sampai berani masuk kekamar putri-putri kerajaan tanpa meminta izin lagi, sedangkan Haji Muhammad Saleh dan Syekh Ibrahim pada waktu itu tidak dapat berbuat banyak dalam masalah ini, untuk itu demi menghindari agar tidak terjadi selisih paham antara mereka dengan Sultan merekapun sepakat untuk meninggalkan kerjaan dan pergi kedaerah desa Teluk Sungka ini, pada masa itu desa ini belum terbentuk dan masih dalam keadaan hutan rimba.
Singkat cerita, Haji Muhammad Saleh bersama kawan-kawan menebang hutan untuk membuka kampung ini, dan dilokasi penebangan hutan tersebut terdapat sebatang pohon Sungkai yang mempunyai ukuran yang sangat besar, dan diatas pohon tersebut juga terdapat seekor binatang Siamang yang dalam bahasa melayunya dikenal dengan sebutan “Ungke”, anehnya binatang Siamang atau Ungke ini selalu berbunyi tepat pada masuknya maktu sholat, baik itu Magrib, Isya’, Subuh, Zuhur dan Asyar.
Setelah kampung ini dibuka dan mulai didiami oleh orang, Haji Muhammad Saleh menyerahkan Pemerintahan kampung ini kepada anaknya Haji Thaib, dan seiring itu juga maka diberilah nama kampung tersebut “Teluk Si’Ungke”, nama teluk tersebut diambil dari letak wilayah kampung ini yang terletak didaerah teluk pada aliran sungai Gaung Anak Serka (GAS), seiring dengan perkembangan yang terjadi, sebutan atau nama kampung tersebut juga ikut berubah menjadi Teluk Sungka, perubahan nama tersebut tidak pernah direncanakan, perubahan sebutan atau nama kampung itu berubah karena pembawaan masyarakat yang selalu menyebutnya dengan nama Teluk Sungka. Untuk mengenang sejarah tempat ini maka Haji Saleh memerintahkan anaknya Haji Thaib untuk membangun sebuah Masjid tepat dibekas pohon Sungkai itu, dan pada waktu itu masjid tersebut menjadi masjid satu-satunya yang ada diwilayah Anak Serka maupun Gaung. Teluk Sungka ini dibuka serentak dengan dibukanya Sungai Keramat, dan yang mendirikan Sungai Keramat ini adalah Syekh Ibrahim, beliau tinggal disini dan membuka perkebunan ditempat ini sampai akhir hayatnya, dan ia juga dimakamkan disitu juga sehingga terkenal dengan nama makam Keramat Syekh Ibrahim Hadramaud.
Rumbia untuk bahan pembuatan sagu

Dermaga Teluk Sungka

Tao Pe Kong
Sekianlah tulisan singkat dari saya, jika terdapat kesalahan gelar atau nama dalam tulisan singkat ini atau bahkan alur ceritanya yang salah atau kurang baik maka saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekian dan Terima Kasih…
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh..🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar